Akibat Masker

Berawal dari membaca sebuah tulisan di blog temanku, mengenai masker di masa pandemi. Dan waktu seloku sambil menunggu persiapan bapak untuk cuci darah rutin. Isenglah kutulis juga bagaimana pendapatku tentang masker di masa pandemi ini.

Pandemi menyerang. Setiap warga wajib pakai masker, kemanapun kita berjalan. Uh, sebuah hal yang menyebalkan bagiku memakai masker. Setiap pagi selalu kucari masker kain dalam tumpukan baju. Untuk dikenakan di hari itu. Satu masker, satu hari.

Aku cenderung menyukai masker kain. Kenapa? Jawabnya tentu saja karena bisa digunakan ulang alias reusable. Bayangkan jika harus memakai masker medis yang harganya sempat melonjak hingga ke ujung pohon durian. Setiap hari. Bisa-bisa demi masker, mengesampingkan bahan pangan.

Lagipula, sebenarnya masker medis memang ditujukan bagi petugas medis dan pasien. Jadi kalau kamu kamu tidak sakit, dan bukan petugas medis yang sedang berdinas, ga usah sok-sokan pakai masker medis, apalagi n95. Walaupun kamu punya uang untuk membelinya.

Memakai masker itu melelahkan. Pengap. Apalagi bagi orang berkacamata seperti diriku ini. Kalau tidak pas memakainya, bisa-bisa tak hanya rabun jauh, namun juga kabut di kacamata. Menyebalkan. Hingga aku harus mencari cara menciptakan anti kabut di suryakanta.

Selain kabut, yang menyebalkan berikutnya adalah susah bernapas. Ya, aku adalah tipe manusia yang tidak mudah beradaptasi dengan perubahan pada panca indera. Terutama saat bersepeda, uh susah napas. Untungnya menurut beberapa dokter, masker tidak harus digunakan saat berolahraga di jalan. Asal jaga jarak. Oke. Thanks doc.

Pemilihan bahan masker kain pun harus tepat, demi tercapainya kenyamanan bermasker. Masker kain minimal 3 lapis atau 2 lapis dengan kantong tisu. Bahan katun lebih nyaman digunakan daripada bahan lainnya, menurutku. Jangan lupa pilih tali masker yang tidak membuat kulit kuping iritasi. Atau bisa pakai yang model headloop.

Mencuci masker juga harus diperhatikan. Ada baiknya segera mencuci masker setelah dipakai bepergian. Tidak harus digosok dengan menggunakan alas cuci, cukup rendam dengan deterjen plus softener, kucek sebentar, bilas, dan jemur.

Namun, dari semua kerepotan dan ketidaknyamanan itu. Aku merasa aman saat menggunakan masker. Paling tidak, kita sudah berusaha melindungi diri. Selebihnya serahkan pada tentara imun.

Jangan lupa pakai masker. Selamat beraktivitas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *